Jumat, 19 November 2010

Repsol Honda musim 2011

Sponsor Baru Repsol Honda Terungkap

05 November 2010

Pembalap tim Pabrikan Repsol Honda, Dani Pedrosa dan Andrea Dovizioso akan dapat tampilan baru berlogo “One Heart” di kedua jaket dan fairing motor mereka Minggu ini dan di musim 2011.

Tim Repsol Honda meluncurkan logo baru, Kamis(04/11/2010) kemarin untuk para pembalapnya. Seperti yang dilihat di foto jelas bahwa logo baru itu ada di sisi jaket dan di bawah fairing motor mereka.

“One Heart” merupakan slogan dari Astra Honda, tahu dong dari mana mereka....yup...Indonesia. Dan dengan bahasa Indonesia diartikan menjadi “Satu Hati”. Moto itu sendiri merefleksikan impian, gairah, dan gaya hidup yang di bagikan oleh Honda untuk kawula muda di Indonesia.

Semakin ramai saja setelah Yamaha terlebih dahulu ikut sponsor, cuman sayang.....gak ada lagi pembalap Indonesia yang bisa berprestasi di tingkat dunia. Seandainya Honda mau mengikuti Yamaha sebelumnya memberikan kesempatan untuk pembalap Indonesia hadir kembali di MotoGP, pasti seru brow.....

Posted by dedung at 00.19 Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Berbagi ke Google Buzz
Labels: 2010, Aturan Baru MotoGP, One Heart logo baru Honda, Repsol Honda
0 comments:

Dovizioso Menjadi Pembalap ke 3 di Repsol Honda

11 November 2010


Terjawab sudah gosip yang beredar selama ini di MotoGP. Dovizioso tidak jadi di depak Repsol Honda ke tim Satelit, dan dia dipastikan menjadi orang ke tiga di Repsol Honda, setelah Dani Pedrosa dan bintang baru Honda, Casey Stoner di musim 2011.



Tempat Dovi sebelumnya akan digeser ketika Repsol Honda merekrut pembalap Ducati, Casey Stoner. Sebenarnya, Repsol Honda ingin menggunakan tiga pembalap, tapi karena dana kurang, rencanana Dovi akan di 'titip' di tim Satelit. Dan akhirnya manajemen Dovi tetap bertahan dengan persyaratan kontrak satu musim lagi, dan Honda menyetujuinya.

Lebih jauh, sponsol Honda, minyak raksasa Spanyol, Repsol, setuju tim Pabrikan Honda punya tiga pembalap, dan mereka juga memperpanjang kontraknya dengan HRC untuk dua tahun kedepan.

“Kita senang mengumumkan bahwa partner kita Repsol sekali lagi bergabung bersama kita dalam kejuaran MotoGP tahun depan," kata Presiden HRC, Tetsuo Suzuki. “Kerjasama Honda dengan Repsol telah berjalan lama dan sukses dan kami bangga berjalan bersama dan sekali lagi untuk tantangan di masa depan.

“Kita juga sangat senang untuk memperpanjang tim Repsol Honda sekali lagi termasuk 3 pembalap tahun depan. Pembalap kita akan di isi oleh Casey Stoner, semua warna di Repsol Honda menunjukkan kehebatannya yang kita percaya dapat berjuang untuk kemenangan di setiap balapan dan mendapatkan hasilnya : merebeut kembali seluruh gelar di MotoGP.”

Dovizioso, menjadi rookie of the year tahun 2008 bersama tim JiR Team Scot dan pemenang balapan untuk Repsol tahun 2009, tahun ini mulai kuat, melebihi Pedrosa di beberapa ronde.

Pembalap Italia itu awalnya kalah dengan Pedrosa, tapi di akhir musim dia menjadi kuat dan berada di posisi 5 kejuaraan.

Selama karirnya semenjak 125cc, Dovi selalu bersama Honda.

Posted by dedung at 16.44 Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Berbagi ke Google Buzz
Labels: 2010, Aturan Baru MotoGP, Dovizioso, Dovizioso tetap di Honda
0 comments:

Minggu, 21 Februari 2010

Wisata Pantai Di Jogja

Gunung kidul (Wonosari), memiliki pantai-pantai yang cukup indah. Seperti Baron, Kukup, Krakal, Sundak, Wedi Ombo, dan sebagainya. Pantai-pantai ini masih alami, bersih, biru dengan pasir putihnya. Dengan ombak yang cukup besar dengan suara gemuruhnya.
letaknya memang cukup jauh dari kota Yogya, kurang lebih 63 km sebelah tenggara kota Yogya. Tepatnya di kecamatan Tepus, Gunungkidul. Anda mungkin memerlukan waktu tersendiri untuk menikmati keindahan pantai ini.
Apabila jadwal perjalanan Anda di kota Yogya cukup padat dengan waktu yang terbatas, mungkin Anda akan berpikir dua kali untuk menuju tempat ini. Mungkin Anda akan mencari tempat-tempat wisata yang dekat-dekat dengan pusat kota saja. Anda tentu akan memutuskan untuk ke Parangtritis, Samas, dan sekitarnya yang relatif lebih dekat dengan pusat kota Yogya ketimbang ke pantai-pantai di Gunungkidul. Hal ini bisa dimaklumi.
Tapi bila Anda bosan dengan pantai yang itu-itu lagi, tidak ada salahnya Anda meilirik pantai-pantai di Gunungkidul. Anda akan menikmati keajaiban perjalanan yang unik, yang tidak ada di tempat lain. Anda akan melawati perjalanan yang seperti di Puncak, dengan jalan-jalan yang naik menanjak berkelak-kelok. Anda menaiki pegunungan seribu, dan dari puncak ketinggian Anda dapat melihat pusat kota Yogya jauh di bawah sana, kecil sekali. Anda seperti di atas awan. Kemudian jalan kembali landai dan menurun menjelang sampai ke pantai selatan.
Disini Anda akan melihat kanan-kiri Anda adalah pegunungan seribu, pegunungan kapur yang menurut orang gersang dan tandus, kurang air terutama bila musim kemarau tiba. Tapi manakala musim penghujan semua tanda-tanda itu sirna, tidak ada. Semuanya sangat hijau, subur dan menyenangkan.
Pantai-pantai ini masih sederetan dengan Parangtritis, Samas, Glagah dan sebagainya. Dan sebagaimana pantai selatan yang menghadap laut lepas, ombaknya sangat besar dengan suara yang bergemuruh. Dengan pantai yang memiliki pasir putih, dan beberapa pantai cukup landai sementara yang lain ada yang curam, airnya sangat biru menandankan kedalamannya.
Anda dapat mandi dan bermain-main di pantai ini, yang penting Anda tahu batas-batas mana yang berbahaya dan mana yang aman. Karena sebagaimana pantai selatan semua memiliki ombak yang cukup besar.
Jalan-jalan menuju pantai sudah dibangun dengan bagus, guna memudahkan wisatawan dan membuat nyaman perjalanan Anda. Jika Anda terbiasa dengan kebisingan kota, inilah tempat untuk melepaskan kejenuhan dan menikmati benar-benar keindahan alam. Beberapa pantai sudah memilikitempat peristirahatan, tempat penginapan, sementara beberapa lagi masih benar-benar perawan, alami bahkan mungkin hanya ada beberapa rumah penduduk asli. Jika Anda suka tantangan cobalah ke pantai-pantai di Gunungkidul.

pantai depok
PANTAI DEPOK
Setelah lama banget gak nulis, akhirnya ada ide buat nulis tentang lanjutan dari kebangkitan Ilkom 2004,,, Kok judulnya ama isinya gak nyambung?
Tenang jek!! Masih ada nyambungnya kok, coz memang cerita nyata ini ber-setting di Pantai Depok.. Pantai yang tetanggaan sama parangtritis, tapi bedanya disini banyak berdiri rumah makan yang masakin ikan pilihan kita hasil dari belanja di pelelangan.
Asik banget kan?? Klo rumah makan yang akhir2 ini berdiri dengan konsep pilih sendiri ikanmu kemungkinan juga ikut-ikutan rumah makan yang banyak berdiri di pantai Depok ini.
Bedanya, ikan yang disini bener2 masih fresh!! Kenapa?? Ya jelas aja, lha wong begitu nelayan berlabuh, ikannya dilelang disitu lalu oleh pedagang-pedagang disana dijual lagi kepada para pengunjung yang nantinya bisa dibawa pulang atau memilih untuk dimasakin ama warung-warung yang banyak berdiri disitu sambil menikmati pemandangan pantai

makanan hasil ikan pantai depok

salah satu hasil ikan pantai depok yang udah di masak….hmm…….nyamiiii………

SAMAS

PANTAI SAMAS

Samas, salah satu pantai selatannya Jogja. Pantai indah dan asyik buat tamasya. Asyik pula buat jogging pagi. Tepatnya kota bantul ke selatan. Atau sebelah barat pantai Parangtritis.
Tiap Minggu pagi yang cerah banyak para remaja yang jogging sepanjang jalan Samas. Ke mana lagi kalau bukan ke pantai. Tak hanya sendiri jogging, namun juga ditemani oleh kekasih.
Buat yang ngga’ punya kekasih atau pacar bisa juga cari jodoh di sepanjang jalan atau di lokasi pantai. Buat di jalan caranya ga’ susah. Deketin aja buat jogging bareng. Terus Tanya-tanya nomer hp. Udah sehat dapet kenalan pula.
Di pantai ga’ kalah seru. Kita bisa lihat ombak, hirup udara segar, main air, main pasir, bahkan bisa juga cari kenalan lagi. Caranya sih sama, Cuma ga’ perlu lari lagi.
Terik matahari mulai memanasi tubuh. Mau pulang jalan kaki takut item dan kepanasan. Jangan khawatir. Kita bisa naik bus Samas-Jogja atau bus N. Yah mungkin mending bayar dikitlah daripada item. Terlebih lagi entar bisa ketemu lagi sama temen-temen buat ajak ngobrol.
Ok, buat yang penasaran monggo coba sendiri. Nggak perlu capek lari, pakai sepeda motor juga bisa

PARISPARISPARANG TRITIS

PANTAI PARANG TRITIS

Pantai Parangtritis adalah salah satu pantai yang mesti dikunjungi, bukan cuma karena merupakan pantai yang paling populer di Yogyakarta, tetapi juga memiliki keterkaitan erat dengan beragam objek wisata lainnya, seperti Kraton Yogyakarta, Pantai Parangkusumo dan kawasan Merapi. Pantai yang terletak 27 kilometer dari pusat kota Yogyakarta ini juga merupakan bagian dari kekuasaan Ratu Kidul.
Penamaan Parangtritis memiliki kesejarahan tersendiri. Konon, seseorang bernama Dipokusumo yang merupakan pelarian dari Kerajaan Majapahit datang ke daerah ini beratus-ratus tahun lalu untuk melakukan semedi. Ketika melihat tetesan-tetesan air yang mengalir dari celah batu karang, ia pun menamai daerah ini menjadi parangtritis, dari kata parang (=batu) dan tumaritis (=tetesan air). Pantai yang terletak di daerah itu pun akhirnya dinamai serupa.

Pantai Parangtritis merupakan pantai yang penuh mitos, diyakini merupakan perwujudan dari kesatuan trimurti yang terdiri dari Gunung Merapi, Kraton Yogyakarta dan Parangtritis. Pantai ini juga diyakini sebagai tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Sunan Kalijaga sesaat setelah selesai menjalani pertapaan. Dalam pertemuan itu, Senopati diingatkan agar tetap rendah hati sebagai penguasa meskipun memiliki kesaktian.

Sejumlah pengalaman wisata bisa dirasakan di pantai ini. Menikmati pemandangan alam tentu menjadi yang paling utama. Pesona alam itu bisa diintip dari berbagai lokasi dan cara sehingga pemandangan yang dilihat lebih bervariasi dan anda pun memiliki pengalaman yang berbeda. Bila anda berdiri di tepian pantainya, pesona alam yang tampak adalah pemandangan laut lepas yang maha luas dengan deburan ombak yang keras serta tebing-tebing tinggi di sebelah timurnya.

Untuk menikmatinya, anda bisa sekedar berjalan dari arah timur ke barat dan memandang ke arah selatan. Selain itu, anda juga bisa menyewa jasa bendi yang akan mengantar anda melewati rute serupa tanpa lelah. Ada pula tawaran menunggang kuda untuk menjelajahi pantai. Biayanya, anda bisa membicarakan dengan para penyewa jasa.

Usai menikmati pemandangan Parangtritis dari tepian pantai, anda bisa menuju arah Gua Langse untuk merasakan pengalaman yang berbeda. Di jalan tanah menuju Gua Langse, anda bisa melihat ke arah barat dan menyaksikan keindahan lain Parangtritis. Gulungan ombak besar yang menuju tepian pantai akan terlihat berwarna perak karena sinar matahari, dan akan berwarna menyerupai emas bila sinar matahari mulai memerah atau menjelang senja. Pemandangan eksotik ini sempat dinikmati YogYES ketika berkunjung beberapa hari lalu.

Puas dengan pemandangan alamnya anda bisa menikmati pengalaman wisata lain dengan menuju tempat-tempat bersejarah yang terdapat di sekitar Pantai Parangtritis. Salah satunya adalah Makam Syeh Bela Belu yang terletak di jalan menuju pantai. Anda bisa naik melalui tangga yang menghubungkan jalan raya dengan bukit tempat makam sakral ini. Umumnya, banyak peziarah datang pada hari Selasa kliwon.

Selesai mengunjungi makam, anda bisa menantang diri untuk menuju Gua Langse, gua yang harus ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 3 km dan melalui tebing setinggi 400 meter dengan sudut kemiringan hampir 900. Untuk memasuki gua yang juga sering disebut sebagai Gua Ratu Kidul ini, anda harus meminta ijin pada juru kuncinya terlebih dahulu. Menurut salah seorang penjaga Pantai Depok yang di waktu mudanya sering menuruni gua, anda bisa melihat pemandangan laut selatan yang lebih indah begitu berhasil memasuki gua.

Pada tanggal 5 bulan 5 dalam penanggalan Cina, anda bisa melihat prosesi upacara Peh Cun di Parangtritis. Peh Cun, berasal dari kata peh yang berarti dayung dan cun yang berarti perahu, merupakan bentuk syukur masyarakat Tioghoa kepada Tuhan. Perayaan ini juga bermaksud mengenang Khut Gwan (Qi Yuan), seorang patriot dan sekaligus menteri pada masa kerajaan yang dikenal loyalitasnya pada raja hingga ia difitnah oleh rekannya dan memilih bunuh diri.

Perayaan Peh Cun di Parangtritis tergolong unik karena tidak diisi dengan atraksi mendayung perahu berhias naga seperti di tempat lain, tetapi dengan atraksi telur berdiri. Atraksi dimulai sekitar pukul 11.00 dan memuncak pada pukul 12.00. Pada tengah hari, menurut kepercayaan, telur bisa berdiri tegak tanpa disangga. Namun, begitu memasuki pukul 13.00, telur akan terjatuh dengan sendirinya dan tak bisa didirikan lagi.

Untuk mencapai Parangtritis, anda bisa memilih dua rute. Pertama, rute Yogyakarta – Imogiri – Siluk – Parangtritis yang menawarkan pemandangan sungai dan bukit karang. Kedua, melewati rute Yogyakarta – Parangtritis yang bisa ditempuh dengan mdah karena jalan yang relatif baik. Disarankan, anda tidak mengenakan baju berwarna hijau untuk menghormati penduduk setempat yang percaya bahwa baju hijau bisa membawa petaka.

NGRENEANNGRENEAN

PANTAI NGRENEAN

Pantai ngrenean terletak sebelah barat Pantai Baron lebih kurang 9 km. Objekyang bisa dinikmati selain pemandangan pantainya yang indah, pengunjung bisa menyaksikan akuarium raksasa. Beragam jenis ikan laut maupun habitat laut lainnya, dapat disaksikan lewat akuarium.Di pantai ini terdapat pula gardu pandang yang dibangun di atas bukit. Dari sini wisatawan bisa memandang indahnya laut lepas, sembari menikmati semilirnya angin laut.

BARONBARONBARON

Pantai Baron

Pantai Baron terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 23 Km arah selatan kota Wonosari, merupakan pantai pertama yang ditemui dari rangkaian kawasan Pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal dan SundakBaron merupakan pantai yang memiliki banyak fasilitas seperti: gardu pandang di atas bukit untuk memandang bentangan panorama nan indah, panggung pertunjukan, sungai bawah tanah dan di sana kita bisa mendapatkan ikan laut yang segar maupun siap saji dengan harga menawan. Pada hari-hari tertentu terutama pada Bulan Sura Tahun Jawa masyarakat di sekitar Pantai Baron menyelenggarakan Upacara Labuhan Laut yang intinya adalah bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panenan ikan yang melimpah, namun ada juga semacam “mitos” bahwa acara tersebut sekaligu untuk mohon restu kepada “penguasa laut selatan”, agar para nelayan dalam mencari ikan dapat berjalan lancar dan selamat.
Pantai ini merupakan teluk yang diapat oleh dinding bukit yang hujau yang dipenuhi pohon kelapa. pantai ini juga terdapat muara sungai bawah tanah yang bisa

kukupkukupkukup

Pantai Kukup
Pantai Kukup terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 1 km di sebelah Timur Pantai Baron. Pantainya landai berpasir putih dan terdapat jalan setapak yang membelah bukit sampai Pantai Baron, serta sebuah pulau karang yang dihubungkan dengan jembatan senggol dari atas Pulau karang kita dapat melihat hamparan pantai yang cukup luas dan sangat indah.Selain itu pantai ini kaya akan biota laut dan juga terkenal dengan beragam ikan hias air laut yang sangat indah di Aquarium Laut atau yang dijajakan oleh para pedagang di sepanjang pantai. Di pantai ini juga terdapat pendopo cottege dengan fasilitas yang memadai. Sama seperti di Pantai Baron, di setiap bulan Sura di pantai ini juga diadakan Sedekah Laut.

ndrini

PANTAI NDRINI

Pantai Drini (Desa Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari) Gunung Kidul, Yogyakarta. Istimewanya, pantai ini terdapat pulau karang yang ditumbuh pohon Drini dimana konon kayunya dapat dipakai sebagai penangkal ular berbisa.
Di atas pula karang ini dibangun Mercusuar dimana jika kita memandang dari menaranya, (mercusuar, Pantai Drini) akan terlihat pantai-pantai di sekitarnya yang belum terjamah.
Lebih nikmat lagi jika traveling kita diakhiri dengan ikan goreng atau bakar dengan sambal dan lalap di sini.

SEPANJANG

PANTAI SEPANJANG

Pantai Sepanjang terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 23 Km arah selatan kota Wonosari. Sepanjang memiliki garis pantai yang panjang, pasir berwarna putih yang masih terjaga, dan ombak yang sedang. Kondisi pantai ini mirip Kuta.

krakal

PANTAI KRAKAL
Pantai Krakal terletak di Desa Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 3 km di sebelah timur dari deretan Pantai Baron-Kukup-Sepanjang-Drini dan merupakan pantai terpanjang dibanding pantai lainnya dengan bentangan pasir putih yang landai. Pantai Krakal, bentuk pantainya landai, berpasir putih, terhampar sepanjang lebih dari 5 km

sundaksundak

PANTAI SUNDAK

Nama pantai Sundak mulai digunakan setelah pantai ini menjadi tempat pertarungan anjing dan landak. Pertarungan terjadi karena seekor aning yang sedang kelaparan secara kebetulan berjumpa dengan seekor landak. Disana, terdapat batu-batu karang kecil berjajar dan menjadi persembunyian biota-biota laut. Daya tarik lain pantai ini adalah pohon-pohon yang membuatnya sejuk, hembusan angin laut diosekitar pantai akan semakin membuat kita betah dan ingin kembali kesini

Pantai Sundak tak hanya memiliki pemandangan alam yang mengasyikkan, tetapi juga menyimpan cerita. Nama Sundak ternyata mengalami evolusi yang bukti-buktinya bisa dilacak secara geologis.
Agar tahu bagaimana evolusinya, maka pengunjung mesti tahu dulu kondisi pinggiran Pantai Sundak dulu dan kini. Di bagian pinggir barat pantai ketika YogYES berkunjung terdapat masjid dan ruang kosong yang sekarang dimanfaatkan sebagai tempat parkir. Sementara di sebelah timur terdapat gua yang terbentuk dari batu karang berketinggian kurang lebih 12 meter. Memasuki gua, akan dijumpai sumur alami tempat penduduk mendapatkan air tawar.

Wilayah yang diuraikan di atas sebelum tahun 1930 masih terendam lautan. Konon, air sampai ke wilayah yang kini dibangun masjid, batu karang yang membentuk gua pun masih terendam air. Seiring proses geologi di pantai selatan, permukaan laut menyusut dan air lebih menjorok ke laut. Batu karang dan wilayah di dekat masjid akhirnya menjadi daratan baru yang kemudian dimanfaatkan penduduk pantai untuk aktivitas ekonominya hingga saat ini.

Ada fenomena alam unik akibat aktivitas tersebut yang akhirnya menjadi titik tolak penamaan pantai ini. Jika musim hujan tiba, banyak air dari daratan yang mengalir menuju lautan. Akibatnya, dataran di sebelah timur pantai membelah sehingga membentuk bentukan seperti sungai. Air yang mengalir seperti mbedah (membelah) pasir. Bila kemarau datang, belahan itu menghilang dan seiring dengannya air laut datang membawa pasir. Fenomena alam inilah yang menyebabkan nama pantai menjadi Wedibedah (pasir yang terbelah). Saat YogYES datang wedi tengah tidak terbelah.

Perubahan nama berlangsung beberapa puluh tahun kemudian. Sekitar tahun 1976, ada sebuah kejadian menarik. Suatu siang, seekor anjing sedang berlarian di daerah pantai dan memasuki gua karang bertemu dengan seekor landak laut. Karena lapar, si anjing bermaksud memakan landak laut itu tetapi si landak menghindar. Terjadilah sebuah perkelahian yang akhirnya dimenangkan si anjing dengan berhasil memakan setengah tubuh landak laut dan keluar gua dengan rasa bangga. Perbuatan si anjing diketahui pemiliknya, bernama Arjasangku, yang melihat setengah tubuh landak laut di mulut anjing. Mengecek ke dalam gua, ternyata pemilik menemukan setengah tubuh landak laut yang tersisa. Nah, sejak itu, nama Wedibedah berubah menjadi Sundak, singkatan dari asu (anjing) dan landak.

Tak dinyana, perkelahian itu membawa berkah bagi penduduk setempat. Setelah selama puluhan tahun kekurangan air, akhirnya penduduk menemukan mata air. Awalnya, si pemilik anjing heran karena anjingnya keluar gua dengan basah kuyup. Hipotesanya, di gua tersebut terdapat air dan anjingnya sempat tercebur ketika mengejar landak. Setelah mencoba menyelidiki dengan beberapa warga, ternyata perkiraan tersebut benar. Jadilah kini, air dalam gua dimanfaatkan untuk keperluan hidup penduduk. Dari dalam gua, kini dipasang pipa untuk menghubungkan dengan penduduk. Temuan mata air ini mengobati kekecewaan penduduk karena sumur yang dibangun sebelumnya tergenang air laut.

Nah, bila kondisi tahun 1930 saja seperti yang dikatakan di atas, dapat diperkirakan kondisi ratusan tahun sebelumnya. Tentu sangat banyak organisme laut yang memanfaatkan bagian bawah karang yang kini menjadi gua dan wilayah yang kini menjadi daratan. Karenanya, banyak arkeolog percaya bahwa sebagai konsekuensi dari proses geologis yang ada, banyak organisme laut yang tertinggal dan kini tertimbun menjadi fosil. Soal fosil apa yang ditemukan, memang hingga kini belum banyak penelitian yang mengungkapkan.

Selain menawarkan saksi bisu sejarahnya, Sundak juga menawarkan suasana malam yang menyenangkan. Anda bisa menikmati angin malam dan bulan sambil memesan ikan mentah untuk dibakar beramai-ramai bersama teman. Dengan membayar beberapa ribu, Anda dapat membeli kayu untuk bahan bakar. Kalau malas, pesan saja yang matang sehingga siap santap. Yang jelas, tak perlu bingung mencari tempat menginap. Pengunjung bisa tidur di mana saja, mendirikan tenda, atau tidur saja di bangku warung yang kalau malam tak terpakai. Kegelapan tak perlu diributkan, bukankah membosankan jika hidup terus terang benderang?

Kalau mau, berinteraksi dengan penduduk bisa menjadi suatu pencerahan. Anda bisa mengetahui bagaimana penduduk hidup, kebudayaan mereka, dan tentu saja orang baru yang mungkin saja mampu mengubah pandangan hidup anda. Menemui Mbah Tugiman yang biasa berjaga di tempat parkir atau Mbah Arjasangku bisa jadi pilihan. Mereka merupakan salah satu sesepuh di pantai Sundak. Bercakap dengan mereka membuat anda tidak sekedar menyaksikan bukti sejarah tetapi juga mendapat cerita dari orang yang menyaksikan bagaimana sejarah terukir. Datanglah, semua yang di sana sudah menunggu

siung

PANTAI SIUNG
Lokasi yang cukup jauh dari kota jogjakarta tidak menyurutkan niatan kami untuk mencapai pantai siung. Sebuah pantai di daerah gunung kidul, masih di propinsi Jogjakarta. Perjalanan menuju ke sana ditempuh sampai dengan dua jam lebih, mungkin bisa mancapai tiga jam jika menggunakan mobil. Dari Jogjakarta perjalanan dimulai menuju arah Wonosari, kota di pinggiran jogjakarta yang untuk menuju ke sana harus melewati jalan yang menanjak dan cukup berliku.

Dari Wonosari, perjalanan dilanjutkan menuju arah pantai Sundak. Tak kalah seramnya jalanan menuju ke sana, melewati desa Tepus. Yang saya kagumi betapa aspal di daerah ini cukup halus, berbeda dengan jalan-jalan di Jakarta yang banyak lubangnya. Melewati desa Tepus akan ada persimpangan jalan, kekiri menuju pantai siung dan ke kanan menuju sundak. Ke kiri lah kami memilih, karena memang rencana kami ke sana.
Pemandangan indah sudah disuguhkan dari sini, pepohonan hijau, bahkan setelah portal penjagaan menuju pantai yang mengharuskan kami membayar retribusi sebesar Rp.2000,00 per kepala, terdapat pemandangan laut yang indah terlihat dari atas bukit, biru, luas terbentang. Menandakan tidak jauh dari target lokasi.
Pantai siung merupakan pantai yang diapit oleh karang-karang. Jangan mandi di pantai ini, apalagi berenang. Karena seperti kebayakan pantai laut selatan, ombaknya cukup besar dan menyeret. Sangat cocok untuk orang yang hoby potografi, banyak target pemotretan di sini. Selain itu ada pula karang yang diperuntukkan untuk dipanjat, beberapa pemanjat tebing kadang melakukan pemanjatan diantara karang-karang di pantai ini.
Sangat disayangkan kami tidak dapat melihat sunset saat itu, karena memang waktu yang tidak mengijinkan kami. Sepulang dari pantai kami mampir di city view Jogjakarta, setelah kota Wonosari. Pemandangan di sini pun cukup lumayan. Tapi sayang sore hari hujan mengguyur kota dan menemani kami pulang

  • wedi ombowedi ombo
  • PANTAI WEDI OMBO

    Pantai ini terletak di ujung timur pantai – pantai yang ada di yogykarta. Wedi Ombo merupakan pantai yang berbentuk teluk dengan dinding perbukitan yang hijau. Jarak antara Yogyakarta dan pantai Wedi Ombo sekitar 80 Km. Tempat ini sangat sesuai bagi pecinta Hiking dan sesuai untuk perkemahan. Tidak berapa jauh dari pantai wedi Ombo terdapat pantai rongkop

    Senin, 18 Januari 2010

    Sang Legenda, Honda NSR 250…!!!

    Honda NSR250 sangat laku di Jepang dan negara Asia lainnya. Sampai sekarangpun, walau sudah tidak diproduksi lagi, pecintanya masih ada dan juga parts racing masih tersedia walaupun dalam jumlah yang terbatas… :D

    Honda NSR 250 terbagi atas beberapa versi, yaitu :

    1. MC16, yaitu Honda NSR 250 keluaran tahun 1987
    2. MC18, yaitu Honda NSR 250 keluaran tahun 1988 – 1989
    3. MC21, yaitu Honda NSR 250 keluaran tahun 1990 – 1993
    4. MC28, yaitu Honda NSR 250 keluaran tahun 1994 – 1999

    Honda NSR 250R (MC16)

    Honda NSR 250R (disebut juga NSR250R type G) menggunakan engine MC16E, 249cc, liquid cooled, 2 stroke, 90 derajat, 2 cylinders V-Twin. Compression rationya cukup rendah yaitu 6.1:1, sehingga power yang dihasilkan mencapai 45Hp pada 9500RPM. Torsi maksimum yang dihasilkan mencapai 3.6 kg-m pada 8500 RPM. Framenya menggunakan alumunium tube type frame. Carburatornya menggunakan TA10A, sistem pengapiannya sudah menggunakan CDI. Starternya menggunakan kick starter. Tranmisinya 6 percepatan, dan koplingnya menggunakan tipe basah. Ban depan menggunakan ukuran 100/80-17, sedangkan belakang menggunakan ukuran 130/70-18. Rem depan menggunakan double disc dengan 2 piston calipers, sedangkan belakang menggunakan single disc dengan 1 piston caliper. Kapasitas tangki motor ini 16 liters dan berat kosongnya mencapai 125 kg.

    Honda NSR 250R (MC18)

    Honda NSR 250R (MC18) terdiri dari 2 varian, varian pertama R2J (Standard model) dan varian kedua R4J (Sport Production) Rothmanns Color. Masih menggunakan engine MC16E. Namun berbeda type carburatornya yaitu TA20A, Compression Ratio yang dihasilkan sedikit berbeda yaitu 7.3:1. Ukuran banpun sedikit berbeda, yaitu menggunakan 110/70-17 untuk depan, dan 140/60-18 untuk belakang. Selebihnya sama dengan NSR205R MC16.

    Honda NSR250R (MC21)

    Spesifikasi NSR250R (MC21) relatif hampir sama dengan MC18. MC21 telah menggunakan PGMIII ECU yang diambil dari Honda RC30 yang termasuk legenda. Swing arm nya sebenernya dicopy dari RS250 Luca Cadalora. Pada masanya, Honda NSR 250 ini, menjadi best selling Sport Bike di Jepang. Sedikit berbeda, pada ban yang digunakan sudah berbeda dari varian sebelumnya, yaitu 110/70-17 untuk depan, dan 150/60-17 untuk belakang.

    Honda NSR 250R (MC28)

    Honda NSR250R varian MC28, pertama kali dipasarkan pada akhir tahun 1993. Yang membedakan adalah pro-arm rear swingarm. Sebenernya pro-arm ini didesign buat Honda RC30, namun diimplementasikan juga di MC28. Dan motor ini yang pertama kali nerapin PGMIV yang dapat diaktifkan melalui ’smart card’, yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengimprove engine management. Tahun 1996 type R sudah tidak diproduksi lagi, hanya type SP saja yang masih diproduksi. Produksi type SP pun hanya 1000 unit, dan dicat dengan Repsol Edition, untuk mengingatkan Mick Doohan yang memenangkan World GP Championship.

    Secara umum tuning yang dilakukan untuk tunggangan NSR250 ini adalah sbb :

    • Ignition Tuning
    • Exhaust Tuning
    • Carburator Tuning
    • Engine Tuning

    Beberapa parts yang menyediakan untuk keperluan tuning sebagaimana diatas, antara lain Tyga Performance, JHa dsb… Walaupun sudah ditelan masa.. pecinta nya masih ada.. bahkan masih ada yang nyari… NSR 250.. even di Indonesia… Apakah anda termasuk salah satu diantara… ??? :P



    Jumat, 06 November 2009

    Sejarah Indonesia

    Artikel utama: Indonesia: Era prasejarah.

    Secara geologi, wilayah Indonesia modern (untuk kemudahan, selanjutnya disebut Nusantara) merupakan pertemuan antara tiga lempeng benua utama: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik (lihat artikel Geologi Indonesia). Kepulauan Indonesia seperti yang ada saat ini terbentuk pada saat melelehnya es setelah berakhirnya Zaman Es, hanya 10.000 tahun yang lalu.

    Pada masa Pleistosen, ketika masih terhubung dengan Asia Daratan, masuklah pemukim pertama. Bukti pertama yang menunjukkan penghuni pertama adalah fosil-fosil Homo erectus manusia Jawa dari masa 2 juta hingga 500.000 tahun lalu. Penemuan sisa-sisa "manusia Flores" (Homo floresiensis)[1] di Liang Bua, Flores, membuka kemungkinan masih bertahannya H. erectus hingga masa Zaman Es terakhir.[2]

    Homo sapiens pertama diperkirakan masuk ke Nusantara sejak 100.000 tahun yang lalu melewati jalur pantai Asia dari Asia Barat, dan pada sekitar 50.000 tahun yang lalu telah mencapai Pulau Papua dan Australia.[3] Mereka, yang berciri rasial berkulit gelap dan berambut ikal rapat (Negroid), menjadi nenek moyang penduduk asli Melanesia (termasuk Papua) sekarang dan membawa kultur kapak lonjong (Paleolitikum). Gelombang pendatang berbahasa Austronesia dengan kultur Neolitikum datang secara bergelombang sejak 3000 SM dari Cina Selatan melalui Formosa dan Filipina membawa kultur beliung persegi (kebudayaan Dongson). Proses migrasi ini merupakan bagian dari pendudukan Pasifik. Kedatangan gelombang penduduk berciri Mongoloid ini cenderung ke arah barat, mendesak penduduk awal ke arah timur atau berkawin campur dengan penduduk setempat dan menjadi ciri fisik penduduk Maluku serta Nusa Tenggara. Pendatang ini membawa serta teknik-teknik pertanian, termasuk bercocok tanam padi di sawah (bukti paling lambat sejak abad ke-8 SM), beternak kerbau, pengolahan perunggu dan besi, teknik tenun ikat, praktek-praktek megalitikum, serta pemujaan roh-roh (animisme) serta benda-benda keramat (dinamisme). Pada abad pertama SM sudah terbentuk pemukiman-pemukiman serta kerajaan-kerajaan kecil, dan sangat mungkin sudah masuk pengaruh kepercayaan dari India akibat hubungan perniagaan.

    [sunting] Era pra kolonial

    [sunting] Sejarah awal

    Lihat pula: Sejarah Nusantara.

    Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa di pulau Jawa dan Sumatra sekitar 200 SM. Bukti fisik awal yang menyebutkan tanggal adalah dari abad ke-5 mengenai dua kerajaan bercorak Hinduisme: Kerajaan Tarumanagara menguasai Jawa Barat dan Kerajaan Kutai di pesisir Sungai Mahakam, Kalimantan. Pada tahun 425 agama Buddha telah mencapai wilayah tersebut.

    Di saat Eropa memasuki masa Renaisans, Nusantara telah mempunyai warisan peradaban berusia ribuan tahun dengan dua kerajaan besar yaitu Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit di Jawa, ditambah dengan puluhan kerajaan kecil yang sering kali menjadi vazal tetangganya yang lebih kuat atau saling terhubung dalam semacam ikatan perdagangan (seperti di Maluku).

    [sunting] Kerajaan Hindu-Buddha

    Prasasti Tugu peninggalan Raja Purnawarman dari Taruma

    Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

    [sunting] Kerajaan Islam

    Islam sebagai sebuah pemerintahan hadir di Indonesia sekitar abad ke-12, namun sebenarnya Islam sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi. Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani umayyah di Asia Barat sejak abad 7.[4]

    Menurut sumber-sumber Cina menjelang akhir perempatan ketiga abad 7, seorang pedagang Arab menjadi pemimpin pemukiman Arab muslim di pesisir pantai Sumatera. Islam pun memberikan pengaruh kepada institusi politik yang ada. Hal ini nampak pada Tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz dari Khilafah Bani Umayah meminta dikirimkan da`i yang bisa menjelaskan Islam kepadanya. Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang binatangnya terdapat seribu gajah, yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil, kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Tuhan. Saya telah mengirimkan kepada anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya.” Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama Sribuza Islam. Sayang, pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh Sriwijaya Palembang yang masih menganut Budha.[5]

    Islam terus mengokoh menjadi institusi politik yang mengemban Islam. Misalnya, sebuah kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak didirikan pada 1 Muharram 225H atau 12 November tahun 839M. Contoh lain adalah Kerajaan Ternate. Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440. Rajanya seorang Muslim bernama Bayang Ullah.

    Kesultanan Islam kemudian semikin menyebarkan ajaran-ajarannya ke penduduk dan melalui pembauran, menggantikan Hindu sebagai kepercayaan utama pada akhir abad ke-16 di Jawa dan Sumatra. Hanya Bali yang tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan di timur, rohaniawan-rohaniawan Kristen dan Islam diketahui sudah aktif pada abad ke-16 dan 17, dan saat ini ada mayoritas yang besar dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut.

    Penyebaran Islam dilakukan/didorong melalui hubungan perdagangan di luar Nusantara; hal ini, karena para penyebar dakwah atau mubaligh merupakan utusan dari pemerintahan islam yg datang dari luar Indonesia, maka untuk menghidupi diri dan keluarga mereka, para mubaligh ini bekerja melalui cara berdagang, para mubaligh inipun menyebarkan Islam kepada para pedagang dari penduduk asli, hingga para pedagang ini memeluk Islam dan meyebarkan pula ke penduduk lainnya, karena umumnya pedagang dan ahli kerajaan/kesultanan lah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut. Kesultanan/Kerajaan penting termasuk Samudra Pasai, Kesultanan Banten yang menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa, Kerajaan Mataram di Yogja / Jawa Tengah, dan Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore di Maluku di timur.

    [sunting] Era kolonial

    [sunting] Kolonisasi Portugis

    [sunting] Kolonisasi VOC

    Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap dikuasai Portugal hingga 1975 ketika berintegrasi menjadi provinsi Indonesia bernama Timor Timur. Belanda menguasai Indonesia selama hampir 350 tahun, kecuali untuk suatu masa pendek di mana sebagian kecil dari Indonesia dikuasai Britania setelah Perang Jawa Britania-Belanda dan masa penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda mengembangkan Hindia-Belanda menjadi salah satu kekuasaan kolonial terkaya di dunia. 350 tahun penjajahan Belanda bagi sebagian orang adalah mitos belaka karena wilayah Aceh baru ditaklukkan kemudian setelah Belanda mendekati kebangkrutannya.

    Logo VOC

    Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.

    Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.

    VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram dan Banten.

    [sunting] Kolonisasi pemerintah Belanda

    Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir abad ke-18 dan setelah kekuasaan Britania yang pendek di bawah Thomas Stamford Raffles, pemerintah Belanda mengambil alih kepemilikan VOC pada tahun 1816. Sebuah pemberontakan di Jawa berhasil ditumpas dalam Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830. Setelah tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda mulai diterapkan. Dalam sistem ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia pada saat itu, seperti teh, kopi dll. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa kekayaan yang besar kepada para pelaksananya - baik yang Belanda maupun yang Indonesia. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan dihapuskan pada masa yang lebih bebas setelah 1870.

    Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Kebijakan Beretika (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini.

    [sunting] Gerakan nasionalisme

    Pada 1905 gerakan nasionalis yang pertama, Serikat Dagang Islam dibentuk dan kemudian diikuti pada tahun 1908 oleh gerakan nasionalis berikutnya, Budi Utomo. Belanda merespon hal tersebut setelah Perang Dunia I dengan langkah-langkah penindasan. Para pemimpin nasionalis berasal dari kelompok kecil yang terdiri dari profesional muda dan pelajar, yang beberapa di antaranya telah dididik di Belanda. Banyak dari mereka yang dipenjara karena kegiatan politis, termasuk Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno.

    [sunting] Perang Dunia II

    Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke Amerika Serikat dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.

    [sunting] Pendudukan Jepang

    Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.

    Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pertemuan pertamanya di bulan Mei, Soepomo membicarakan integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan; sementara itu Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Portugis Timur, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.

    Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.

    [sunting] Era kemerdekaan

    [sunting] Proklamasi kemerdekaan

    Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi mempunyai kekuatan untuk membuat keputusan seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan "Proklamasi" pada hari berikutnya. Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan selebaran sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Air (PETA), para pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan kediaman Soekarno.

    Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat dilaksanakan. Kelompok ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.

    [sunting] Perang kemerdekaan

    Teks Proklamasi

    Dari 1945 hingga 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini agar Belanda tidak mempunyai dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial.

    Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Setelah kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera merebut kembali ibukota kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka. Pada 27 Desember 1949 (lihat artikel tentang 27 Desember 1949), setelah 4 tahun peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan kepada pemerintah Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia menjadi anggota ke-60 PBB.

    Lihat pula The National Revolution, 1945-50 untuk keterangan lebih lanjut (dalam bahasa Inggris).

    [sunting] Demokrasi parlementer

    Tidak lama setelah itu, Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari sistem parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada parlemen atau MPR. MPR terbagi kepada partai-partai politik sebelum dan sesudah pemilu pertama pada tahun 1955, sehingga koalisi pemerintah yang stabil susah dicapai.

    Peran Islam di Indonesia menjadi hal yang rumit. Soekarno lebih memilih negara sekuler yang berdasarkan Pancasila sementara beberapa kelompok Muslim lebih menginginkan negara Islam atau undang-undang yang berisi sebuah bagian yang menyaratkan umat Islam takluk kepada hukum Islam.

    [sunting] Demokrasi Terpimpin

    Pemberontakan yang gagal di Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau lainnya yang dimulai sejak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945 yang bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang besar, dia tidak menemui banyak hambatan.

    Dari 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di bawah label "Demokrasi Terpimpin". Dia juga menggeser kebijakan luar negeri Indonesia menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pemimpin penting negara-negara bekas jajahan yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat maupun Blok Uni Soviet. Para pemimpin tersebut berkumpul di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1955 dalam KTT Asia-Afrika untuk mendirikan fondasi yang kelak menjadi Gerakan Non-Blok.

    Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno bergerak lebih dekat kepada negara-negara komunis Asia dan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam negeri. Meski PKI merupakan partai komunis terbesar di dunia di luar Uni Soviet dan China, dukungan massanya tak pernah menunjukkan penurutan ideologis kepada partai komunis seperti di negara-negara lainnya.

    [sunting] Konfrontasi Indonesia-Malaysia

    Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal tersebut adalah sebuah "rencana neo-kolonial" untuk mempermudah rencana komersial Inggris di wilayah tersebut. Selain itu dengan pembentukan Federasi Malaysia, hal ini dianggap akan memperluas pengaruh imperialisme negara-negara Barat di kawasan Asia dan memberikan celah kepada negara Inggris dan Australia untuk mempengaruhi perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan PBB untuk mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri negara Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan mendirikan Konferensi Kekuatan Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan GANEFO sebagai tandingan Olimpiade. Pada tahun itu juga konfrontasi ini kemudian mengakibatkan pertempuran antara pasukan Indonesia dan Malaysia (yang dibantu oleh Inggris).

    [sunting] Nasib Irian Barat

    Pada saat kemerdekaan, pemerintah Belanda mempertahankan kekuasaan terhadap belahan barat pulau Nugini (Papua), dan mengizinkan langkah-langkah menuju pemerintahan-sendiri dan pendeklarasian kemerdekaan pada 1 Desember 1961.

    Negosiasi dengan Belanda mengenai penggabungan wilayah tersebut dengan Indonesia gagal, dan pasukan penerjun payung Indonesia mendarat di Irian pada 18 Desember sebelum kemudian terjadi pertempuran antara pasukan Indonesia dan Belanda pada 1961 dan 1962. Pada 1962 Amerika Serikat menekan Belanda agar setuju melakukan perbincangan rahasia dengan Indonesia yang menghasilkan Perjanjian New York pada Agustus 1962, dan Indonesia mengambil alih kekuasaan terhadap Irian Jaya pada 1 Mei 1963.

    [sunting] Gerakan 30 September

    Hingga 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa yang dibentuk Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan dari Soekarno, memulai kampanye untuk membentuk "Angkatan Kelima" dengan mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.

    Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana yang loyal kepada PKI. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto, menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu menggunakan situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan. Lebih dari puluhan ribu orang-orang yang dituduh komunis kemudian dibunuh. Jumlah korban jiwa pada 1966 mencapai setidaknya 500.000; yang paling parah terjadi di Jawa dan Bali.

    [sunting] Era Orde Baru

    Setelah Soeharto menjadi Presiden, salah satu pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya.

    Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.

    Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an. Dia juga memperkaya dirinya, keluarganya, dan rekan-rekat dekat melalui korupsi yang merajalela.

    [sunting] Irian Jaya

    Setelah menolak supervisi dari PBB, pemerintah Indonesia melaksanakan "Act of Free Choice" (Aksi Pilihan Bebas) di Irian Jaya pada 1969 di mana 1.025 wakil kepala-kepala daerah Irian dipilih dan kemudian diberikan latihan dalam bahasa Indonesia. Mereka secara konsensus akhirnya memilih bergabung dengan Indonesia. Sebuah resolusi Sidang Umum PBB kemudian memastikan perpindahan kekuasaan kepada Indonesia. Penolakan terhadap pemerintahan Indonesia menimbulkan aktivitas-aktivitas gerilya berskala kecil pada tahun-tahun berikutnya setelah perpindahan kekuasaan tersebut. Dalam atmosfer yang lebih terbuka setelah 1998, pernyataan-pernyataan yang lebih eksplisit yang menginginkan kemerdekaan dari Indonesia telah muncul.

    [sunting] Timor Timur

    Dari 1596 hingga 1975, Timor Timur adalah sebuah jajahan Portugis di pulau Timor yang dikenal sebagai Timor Portugis dan dipisahkan dari pesisir utara Australia oleh Laut Timor. Akibat kejadian politis di Portugal, pejabat Portugal secara mendadak mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal pada tahun 1975, Fretilin, sebuah partai yang dipimpin sebagian oleh orang-orang yang membawa paham Marxisme, dan UDT, menjadi partai-partai terbesar, setelah sebelumnya membentuk aliansi untuk mengkampanyekan kemerdekaan dari Portugal.

    Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia masuk ke Timor Timur. Indonesia, yang mempunyai dukungan material dan diplomatik, dibantu peralatan persenjataan yang disediakan Amerika Serikat dan Australia, berharap dengan memiliki Timor Timur mereka akan memperoleh tambahan cadangan minyak dan gas alam, serta lokasi yang strategis.

    Pada masa-masa awal, pihak militer Indonesia (ABRI) membunuh hampir 200.000 warga Timor Timur — melalui pembunuhan, pemaksaan kelaparan dan lain-lain. Banyak pelanggaran HAM yang terjadi saat Timor Timur berada dalam wilayah Indonesia.

    Pada 30 Agustus 1999, rakyat Timor Timur memilih untuk memisahkan diri dari Indonesia dalam sebuah pemungutan suara yang diadakan PBB. Sekitar 99% penduduk yang berhak memilih turut serta; 3/4-nya memilih untuk merdeka. Segera setelah hasilnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer Indonesia melanjutkan pengrusakan di Timor Timur, seperti merusak infrastruktur di daerah tersebut.

    Pada Oktober 1999, MPR membatalkan dekrit 1976 yang mengintegrasikan Timor Timur ke wilayah Indonesia, dan Otorita Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih tanggung jawab untuk memerintah Timor Timur sehingga kemerdekaan penuh dicapai pada Mei 2002 sebagai negara Timor Leste.

    [sunting] Krisis ekonomi

    Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya didampingi B.J. Habibie.

    Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk lebih jelas lihat: Krisis finansial Asia), disertai kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa, meminta pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan massa yang meluas, serta ribuan mahasiswa yang menduduki gedung DPR/MPR, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan setelah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian memilih sang Wakil Presiden, B. J. Habibie, untuk menjadi presiden ketiga Indonesia.

    [sunting] Era reformasi

    [sunting] Pemerintahan Habibie

    Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.

    [sunting] Pemerintahan Wahid

    Pemilu untuk MPR, DPR, dan DPRD diadakan pada 7 Juni 1999. PDI Perjuangan pimpinan putri Soekarno, Megawati Sukarnoputri keluar menjadi pemenang pada pemilu parlemen dengan mendapatkan 34% dari seluruh suara; Golkar (partai Soeharto - sebelumnya selalu menjadi pemenang pemilu-pemilu sebelumnya) memperoleh 22%; Partai Persatuan Pembangunan pimpinan Hamzah Haz 12%; Partai Kebangkitan Bangsa pimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 10%. Pada Oktober 1999, MPR melantik Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan Megawati sebagai wakil presiden untuk masa bakti 5 tahun. Wahid membentuk kabinet pertamanya, Kabinet Persatuan Nasional pada awal November 1999 dan melakukan reshuffle kabinetnya pada Agustus 2000.

    Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan perkembangan ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut, pemerintahannya juga menghadapi konflik antar etnis dan antar agama, terutama di Aceh, Maluku, dan Papua. Di Timor Barat, masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak mempunyai tempat tinggal dan kekacauan yang dilakukan para militan Timor Timur pro-Indonesia mengakibatkan masalah-masalah kemanusiaan dan sosial yang besar. MPR yang semakin memberikan tekanan menantang kebijakan-kebijakan Presiden Wahid, menyebabkan perdebatan politik yang meluap-luap.

    [sunting] Pemerintahan Megawati

    Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran menyerbu MPR dan meminta Presiden agar mengundurkan diri dengan alasan keterlibatannya dalam skandal korupsi. Di bawah tekanan dari MPR untuk memperbaiki manajemen dan koordinasi di dalam pemerintahannya, dia mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan negara sehari-hari kepada wakil presiden Megawati. Megawati mengambil alih jabatan presiden tak lama kemudian.

    [sunting] Pemerintahan Yudhoyono

    Pada 2004, pemilu satu hari terbesar di dunia diadakan dan Susilo Bambang Yudhoyono tampil sebagai presiden baru Indonesia. Pemerintah baru ini pada awal masa kerjanya telah menerima berbagai cobaan dan tantangan besar, seperti gempa bumi besar di Aceh dan Nias pada Desember 2004 yang meluluh lantakkan sebagian dari Aceh serta gempa bumi lain pada awal 2005 yang mengguncang Sumatra.

    Pada 17 Juli 2005, sebuah kesepakatan bersejarah berhasil dicapai antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang bertujuan mengakhiri konflik berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh.

    [sunting]